Ektrakurikuler Membatik merupakan salah satu ekskul yang
diadakan di SDK Sang Timur Karang Tengah. Ekskul ini sebagai wadah bagi para
siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan dalam seni dan pelestarian
warisan budaya yang ada di Indonesia.
Peserta ekskul
ini tidak hanya dibina dalam berseni dan pelestarian budaya saja, tapi ada
unsur karakter bangsa lain yang dibina sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
sekarang ini dijalankan oleh sekolah ini. Karakter bangsa itu antara lain teliti saat para siswa menggambar motif
batik yang akan dibuat karakter ini yang dimunculkan, sabar ketika menggunakan canting untuk menorehkan lilin malam yang
panas di atas kain putih nilai sabar inilah yang dimunculkan, hati-hati karena alat membatik
berhubungan dengan lilin malam panas
yang berada di atas kompor yang menyala maka para siswa diajarkan untuk selalu
berhati-hati, apabila kurang hati-hati akan membahayakan diri sendiri dan orang
lain.
Kegiatan
ekskul membatik di SDK Sang Timur dilaksanakan seminggu sekali setiap hari
Rabu, berlangsung pada pukul 13.00 sampai pukul 14.15 WIB, dengan 3 pembina
ekskul. Sedangkan peserta ekskul ini adalah para siswa kelas 5 dan 6 dengan
jumlah 40 siswa.
Untuk
menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam membatik, tiap tahun ekskul
ini selalu mengadakan program kunjungan ke Museum Tekstil di Tanah Abang
Jakarta. Untuk tahun pelajaran
2015/2016, jadwal berkunjung ke sana jatuh pada hari Sabtu, 5 September 2015.
Seperti yang sudah direncanakan, pada pukul 08.00 WIB para peserta ekskul
membatik berjumlah 30 siswa dan 3 guru pendamping berangkat menuju Museum
Tekstil dengan menggunakan 4 mobil, 45 menit kemudian sampailah ke tempat
tujuan.
Di sana
sudah menunggu beberapa petugas yang akan membantu para siswa berlatih
membatik. Sengaja peserta ekskul membatik datang lebih awal karena biasanya di
hari Sabtu banyak sekali pengunjung yang akan belajar membatik di tempat itu.
Kegiatan
dimulai dengan memilih gambar dan motif yang akan dijiplak di atas kain putih.
Setelah semua memilih gambar, para siswa mengambil kain untuk menjiplak gambar
tersebut. Langkah selanjutnya, para siswa menuju ke tempat pencantingan, dengan
bimbingan para petugas, pencantingan di atas kain dimulai. Canting diisi lilin
malam yang panas dan dipergunakan sebagai alat untuk menulis di atas kain yang
bergambar tadi. Begitu selesai dicanting, tibalah saatnya pewarnaan. Para siswa
memilih sendiri warna yang disukai untuk mewarnai kain putih yang sudah
dibatiknya. Tahap terakhir adalah melorot,
melorot adalah melepaskan lilin malam dari kain dengan cara merebus kain itu
dengan air rebusan yang telah diberi sedikit kanji atau sagu. Baru setelah
lilin malam bersih dari kain, maka kain dijemur hingga kering, dan jadilah kain
batik yang indah.
Sambil menunggu kain kering, para peserta ekskul berkunjung
ke Museum dan Galeri, di sana banyak yang bisa dilihat seperti kain songket
dari berbagai daerah di Nusantara, melihat berbagai corak kain batik dari
berbagai daerah di Indonesia, bagi yang berminat untuk membeli juga diperbolehkan,
ada juga berbagai souvenir cantik yang bisa dibeli untuk dibawa pulang sebagai
oleh-oleh buat orang tua kita. Harganya
juga beragam, mulai dari Rp 5.000,00 hingga puluhan juta rupiah.
Setelah puas
melihat-lihat di Museum dan Galeri, para siswa kembali ke Pendopo tempat
berlatih membatik tadi, untuk melihat hasil batikan yang sudah kering.
Kunjungan diakhiri dengan makan siang bersama-sama pukul 12.30 WIB. Semua
kembali ke sekolah tercinta dengan hati yang senang dan puas.
Nah, bagi kalian yang tertarik
dengan kegiatan membatik dan ingin ambil bagian dalam melestarikan warisan
budaya Nusantara, mari bergabung! Pintu terbuka lebar untuk kalian, Tuhan
memberkati. (Valentina Dwi Astuti )